AWITOTO AWITOTO RAJABANDOT RAJABANDOT

Rabu, 05 Februari 2025

Cerita Sex Di Perkosa Oleh Om ku Sendiri

   


Saya yang masih kaget cuma diam mengamati tangan Om Robert yang terletak di atas dadaku serta matanya yang terlihat berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak terus menjadi jelas di balik kaosku yang basah serta hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert.


“ Om.. udah Om..!” kataku lirih. 


Ia juga menoleh ke atas memandang wajahku serta bukannya menghindar malah meletakkan kain lap tadi di sampingku serta mendekatkan kembali mukanya ke wajahku serta tersenyum sembari mengelus rambutku.


“ Kalian menawan, Karin..” ucapnya lembut.


Saya jadi tertunduk malu tetapi tangannya mengangkut daguku serta malahan menciumku pas di bibir. Saya refleks memejamkan mata serta Om Robert kembali menciumku tetapi saat ini lidahnya berupaya menekan masuk ke dalam mulutku. Saya mau menolak rasanya, tetapi dorongan dari dalam tidak bisa berbohong. Saya balas melumat bibirnya serta tanganku mencapai pundak Om Robert, lagi tangannya sendiri meraba- raba pahaku dari dalam rokku yang kian terangkat sampai nampak jelas celana dalam serta selangkanganku.


Ciumannya kian buas, serta saat ini Om Robert turun ke leher serta menciumku di situ. Sembari berciuman, tanganku mencapai pengikat kimono Om Robert serta membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang serta bulu- bulunya yang rimbun, setelah itu mengecupnya lembut. Sedangkan itu tangan Om Robert pula tidak ingin kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, setelah itu ke atas lagi serta meremas payudaraku yang telah gatal sedari tadi.


Saya melenguh agak keras serta Om Robert juga kian aktif meremas- remas dadaku yang montok itu. Lama- lama ia membebaskan ciumannya serta saya membiarkan ia melepas kaosku dari atas. Saat ini saya duduk cuma menggunakan bra gelap serta rok cheersku itu. Om Robert memandangku tidak berkedip. Setelah itu ia bergerak kilat melumat kembali bibirku serta sembari french kissing, tangannya melepas kaitan bra- ku dari balik dengan tangannya yang cekatan.


Cerita Sex Di Perkosa Saat ini dadaku betul- betul telanjang bundar. Saya masih merasa aneh sebab baru kali ini saya telanjang dada di depan laki- laki yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian serta saya memilah buat memejamkan mata serta menikmati saja. Seketika saya merasa putingku yang telah tegang akibat nafsu itu jadi basah, serta nyatanya Om Robert lagi asik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang serta tebal. Uh.., jago sekali ia melumat, mencium, menarik- narik serta menghisap- hisap puting kiri serta kananku.


Tanpa kusadari, saya juga menghasilkan erangan yang cukup keras, serta itu malah terus menjadi membuat Om Robert bernafsu.


“ Oom.. aah.. aah..!”


“ Rin, kalian kok seksi banget sih..? Om suka banget sama tubuh kalian, bagus banget. Terlebih ini..” godanya sembari memelintir putingku yang kian mencuat serta tegang.


“ Ahh.., Om.. gelii..!” balasku manja.


“ Sshh.. jangan panggil‘ Om’, saat ini panggil‘ Robert’ aja ya, Rin. Kalian kan udah gede..” ucapnya.


“ Iya deh, Om.” jawabku bandel serta Om Robert juga terencana memelintir kedua putingku lebih keras lagi.


“ Eeeh..! Om.. eh Robert.. geli aah..!” kataku sembari sedikit cemberut tetapi ia tidak menanggapi malahan mencium bibirku mesra.


Entah kapan tepatnya, Om Robert sukses meloloskan rok serta celana dalam hitamku, yang tentu tahu- tahu saya telah telanjang bundar di atas meja dapur itu serta Om Robert sendiri telah melepas celana renangnya, cuma tinggal mengenakan kimononya saja. Saat ini Om Robert membungkuk serta jilatannya pindah ke selangkanganku yang terencana kubuka selebar- lebarnya supaya ia bisa memandang isi vaginaku yang merekah serta bercorak merah muda.


Setelah itu lidah yang hangat serta basah itu juga pindah ke atas serta mulai mengerjai klitorisku dari atas ke dasar serta begitu terus berulang- ulang sampai saya mengerang tidak tertahan.


“ Aeeh.. uuh.. Rob.. aawh.. ehh..!”


Saya cuma bisa mengelus serta menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, lagi tangan kiriku berupaya berpegang pada atas meja buat menopang tubuhku supaya tidak jatuh ke depan ataupun ke balik.


Cerita Sex Di Perkosa Badanku terasa mengejang dan cairan vaginaku terasa mulai meleleh keluar serta Om Robert juga menjilatinya dengan kilat hingga vaginaku terasa kering kembali. Badanku setelah itu direbahkan di atas meja serta dibiarkannya kakiku menjuntai ke dasar, lagi Om Robert melebarkan kedua kakinya serta siap- siap memasukkan penisnya yang besar serta telah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang pula telah tidak tabah mau dimasuki olehnya.


Lama- lama Om Robert mendesak penisnya ke dalam vaginaku yang kecil serta penisnya mulai menggosok- gosok bilik vaginaku. Rasanya betul- betul nikmat, geli, serta entah apa lagi, pokoknya saya cuma memejamkan mata serta menikmati seluruhnya.


“ Aawww.. gede banget sih Rob..!” ujarku sebab dari tadi Om Robert belum sukses pula memasukkan segala penisnya ke dalam vaginaku itu.


“ Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, Miss V kalian pula sempitnya.. ampun deh..!”


Saya tersenyum sembari menahan gejolak nafsu yang telah menggebu.


Kesimpulannya sehabis 5 kali lebih berupaya masuk, penis Om Robert sukses masuk sepenuhnya ke dalam vaginaku serta pinggulnya juga mulai bergerak maju mundur. Kian lama gerakannya kian kilat serta terdengar Om Robert mengerang keenakan.


“ Ah Rin.. lezat Rin.. aduuh..!”


“ Iii.. iyaa.. Om.. enakk.. ngentott.. Om.. teruss.. eehh..!” balasku sembari merem melek keenakan.


Cerita Sex Di Perkosa Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memanglah jika telah begini umumnya keluar perkata agresif dari mulutku serta nyatanya itu membuat Om Robert terus menjadi nafsu saja.


“ Awwh.. awwh.. aah..!” orgasmeku mulai lagi.


Tidak lama setelah itu badanku diperosotkan ke dasar dari atas meja serta diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela- sela paha kami serta gesekannya betul- betul nikmat.


Saat ini posisiku membelakangi Om Robert serta ia juga mulai menggenjot lagi dengan style doggie gaya. Badanku membungkuk ke depan, kedua buah dada montokku menggantung leluasa serta turut berayun- ayun tiap kali pinggul Om Robert maju mundur. Saya juga turut memutar- mutar pinggul serta pantatku. Om Robert memesatkan gerakannya sembari sesekali meremas gemas pantatku yang semok serta putih itu, setelah itu berpindah ke depan serta mencari putingku yang telah sangat tegang dari tadi.


“ Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterr..!” rintihku serta Om Robert dan merta meremas putingku lebih keras lagi serta tangan satunya bergerak mencari klitorisku.


Kedua tanganku berpegang pada ujung meja serta kepalaku menoleh ke balik memandang Om Robert yang lagi merem melek keenakan. Edan rasanya tubuhku banjir keringat serta nikmatnya tangan Om Robert di mana- mana yang menggerayangi tubuhku.


Cerita Sex Di Perkosa Putingku diputar- putar kian keras sembari sesekali payudaraku diremas kokoh. Klitorisku digosok- gosok kian edan, serta hentakan penisnya keluar masuk vaginaku kian kilat. Kesimpulannya orgasmeku mulai lagi. Bagai terserang badai, tubuhku mengejang kokoh serta lututku lemas sekali. Begitu pula dengan Om Robert, kesimpulannya ia ejakulasi pula serta memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.


“ Aaah.. Riin..!” erangnya.


Om Robert membebaskan penisnya dari dalam vaginaku serta saya berlutut lemas sembari bersandar di samping meja dapur serta mengendalikan napasku. Om Robert duduk di sebelahku serta kami bersama masih terengah- engah sehabis pertempuran yang seru tadi.


“ Mari Om..! Karin bersihin sisanya tadi..!” ujarku sembari membungkuk serta menjilati sisa- sisa cairan cinta tadi di dekat selangkangan Om Robert.


Om Robert cuma terdiam sembari mengelus rambutku yang telah acak- acakan. Sehabis bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, setelah itu ia mengumpulkan baju seragamku yang berceceran di lantai dapur serta mengantarku ke kamar mandi.


Di Perkosa Sehabis cuci vaginaku serta mengenakan seragamku kembali, saya keluar menemui Om Robert yang nyatanya telah mengenakan kaos serta celana kulot, serta kami bersama tersenyum.


“ Rin, Om memohon maaf yah malah begini jadinya, kalian tidak menyesal kan..?” ucap Om Robert sembari menarik diriku duduk di pangkuannya.


“ Enggak Om, dari dahulu Karin emang bahagia sama Om, bagi Karin Om itu temen bapak yang sangat ganteng serta baik.” pujiku.


“ Makasih ya Sayang, ingat jika terdapat apa- apa jangan segan telpon Om yah..?” balasnya.


“ Iya Om, makasih pula yah permainannya yang tadi, Om jago deh.”


“ Iya Rin, kalian pula. Om aja tidak nyangka kalian dapat muasin Om seperti tadi.”


“ He.. he.. he..” saya tersipu malu.


“ Oh iya Om, ini titipannya bapak nyaris kurang ingat.” ujarku sembari buru- buru menyerahkan titipan bapak pada Om Robert.


“ Iya, makasih ya Karin sayang..” jawab Om Robert sembari tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku.


“ Aah.. Om, Karin musti kembali nih, udah sore.” elakku sembari membebaskan diri dari Om Robert.


Om Robert juga berdiri serta mencium pipiku lembut, setelah itu mengantarku ke mobil serta saya juga kembali.


Di dalam mobil, supirku yang bisa jadi heran melihatku tersenyum- senyum sendirian mengingat peristiwa tadi juga bertanya.


“ Non, kok lama amat sih nganter amplop doang..? Ditahan dahulu yah Non..?”


Sembari menahan tawa saya juga mengatakan,“ Iya Pak, dikasih‘ wejangan’ pula..”


Supirku cuma bisa memandangku dari cermin spion dengan pemikiran tidak paham serta saya cuma membalasnya dengan senyuman rahasia. He.. he.. he..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar