Perkenalkan namaku Wawan. Umurku 23 tahun, serta saya merupakan mahasiswa tingkatan akhir suatu PTS di Jakarta. Dikala ini saya tinggal menuntaskan skripsi, namun hingga saat ini masih belum selesaiselesai pula. Bisa jadi sebab saya dikala ini sangat fokus pada bisnis wiraswastaku. Hasilnya sangat cukup sih, jadi membuatku agak mengabaikan skripsiku itu.
Namun saya bernazar buat mulai mengerjakannya lagi di tengah2 banyak aktivitas mengerjakan proyekproyek bisnisku. Bangga pula apabila memiliki gelar nanti, serta terlebih perihal itu dapat membuat orang tuaku bahagia.
Sejak saya tahu dengan Tante Sonya, semacam kuceritakan dahulu di Beli Mobil Berbonus Sex, saya jadi ketagihan bermain sex. Saya senantiasa memikirkan perihal itu, paling utama apabila sehabis sebagian hari tidak terdapat penyaluran. Memanglah saya memiliki pacar, namun dengan Monika pacarku itu, saya cuma bercumbu saja serta tidak hingga berhubungan lebih jauh. Ia memanglah mau mempertahankan mahkotanya hingga menikah nanti.
Ya udah deh.. Aku ambil Mbak
Lagi sendirian nih Wan? Tidak berangkat sama pacar? tanyanya.
Iya Mbak. Lagi suntuk nih, makanya aku beli DVD sahutku.
Ingin yang lebih seru tidak? tanyanya lagi sembari tersenyum centil.
Boleh. jawabku.
Ia juga kemudian mengambil bungkusan plastik gelap dari balik lacinya, serta menyerahkannya padaku. Kulihat isinya, nyatanya DVD porno.
Wah.. Jika beli ini nontonnya tidak dapat sendirian nih pancingku.
Emang butuh Mbak temenin? godanya.
Siapa khawatir.. Bener nih? tanyaku. Saya bahagia sekali mencermatinya. Saya merasakan penisku telah mulai tegang membayangkan nikmatnya badan Mbak Sinta.
Tetapi nanti ya Wan.. Satu jam lagi saya off. Jemput aja saya nanti
Mari Wan, tunggu apa lagi. Isap susu Mbak dong pintanya. Sembari mengatakan demikian, tangan Mbak Sinta agak memencet kepalaku ke dasar mengarah dadanya. Tanpa menunda waktu lagi kujilati segala permukaan payudaranya.
Ohh.. lenguh Mbak Sinta kala lidahku menimpa putingnya yang sudah menonjol keras.
Cerita Sex Wanita Centil, Erangannya terus menjadi jadi kala kuhisap putingnya sembari sesekali kugigit lama- lama. Sedangkan saya menghisapi payudaranya yang sebelah kiri, tanganku mempermainkan buah dada yang sebelahnya. Tangan Mbak Sinta mengusapusap rambutku sembari terus mengerang nikmat.
Iya Wan.. Bener gitu.. Aduh.. Lezat.. Oh.. erang Mbak Sinta sembari meliukliukkan tubuhnya. Saya juga terus menjadi bernafsu menghisapi serta menjilati payudaranya yang kenyal itu.
Erangan wanita tersebut dari suara Televisi bercampur dengan suara lenguhan Mbak Sinta yang lagi kulahap payudaranya.
Mari Wan.. Mbak ajari semacam itu ucapnya sembari menarik rambutku serta menunjuk ke layar Televisi. Setelah itu didorongnya pundakku mengarah ke arah dasar.
Cepet buka celana Mbak katanya lagi.
Saya juga setelah itu mengangkut rok jeans mininya serta tampaklah celana dalam warna krem berenda yang dipakainya. Kubuka celana dalam itu, serta tampaklah liang kewanitaannya dengan rambut yang tercukur apik. Tangan Mbak Sinta mengeluselus kemaluannya sendiri, sembari matanya menatapku centil.
Mari Wan. Mbak pengen ngerasain jilatanmu di mari katanya lagi sembari tangannya masih padat jadwal mengusapusap vaginanya.
Kudekatkan kepalaku ke liang kewanitaannya, serta kujulurkan lidahku. Lama- lama kujilati vaginanya. Badan Mbak Sinta menggelinjang hebat kala itu, sembari mulutnya mengerang serta meracau nikmat.
Ohh.. Wan.. Ya.. Jilati terus Wan.. Lezat.. Ohh?
Sembari melenguh, tangannya memencet kepalaku ke selangkangannya, serta akupun dengan penuh gairah menikmati liang Miss V Mbak menawan ini. Erangannya terus menjadi keras serta badannya meliukliuk liar kala saya menghisapi klitorisnya.
Terus Wan.. Oh.. Oh.. sembari mengerang Mbak Sinta meremasremasi payudaranya sendiri.
Ahh.. Kontolmu lezat Wan.. Mbak suka.. Hmm desah Mbak Sinta kala ia menghentikan kulumannya buat menjilati batang kemaluanku.
Sedangkan mulutnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Sinta mengeluselus buah zakarku. Saya tidak kuasa lagi buat menahan erangan nikmatku. Tanganku juga meremasremas rambut Mbak Sinta gemas.
Mbak Sinta terus menjadi kilat menghisapi penisku. Kadangkala mulutnya dimiringkan, sehingga penisku membuat pipinya nampak menggelembung. Tangannya juga terus menjadi kilat mengocok batang kemaluanku. Setelah itu dikeluarkannya penisku dari mulutnya, serta kembali dijilatinya segala permukaan penisku sembari tangannya menguruturut buah zakarku.
Keluarin di mulut Mbak Wan.. Mbak pengen minum spermamu.. katanya dengan nada memerintah.
Cerita Sex Wanita Centil, Saya pasti tidak menolak perintahnya. Memanglah saya telah tidak tahan lagi. Sembari mengerang nikmat, saya juga hadapi ejakulasi. Dikala itu, Mbak Sinta malah kembali mengulumi kemaluanku, sehingga spermaku juga masuk ke dalam mulutnya. Mbak Sinta setelah itu menjilati kemaluanku hingga bersih.
Lezat Wan..?
Lezat Mbak.. jawabku lemas.
Kami juga kemudian kembali istirahat sembari menyaksikan siaran DVD. Kali ini dilayar nampak seseorang wanita ABG bule berambut coklat lagi belajar memancing. Tidak lama wanita itu telah bercumbu dengan pelatihnya. Sang wanita ABG menaiki badan lawan mainnya, serta mulai memompa badannya naik turun. Sedangkan sang aktor, seseorang lelaki separuh baya, meremasi buah dada wanita tersebut yang bergelantungan indah. Adegan persetubuhan kemudian dilanjutkan dengan style doggy gaya. Tidak lama kami juga kembali terangsang.
Wan.. Mbak pengen semacam itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin kontolmu.
Mbak Sinta membebaskan rok mininya yang masih tersisa, kemudian menaiki tubuhku serta memusatkan kemaluanku pada lubang kewanitaannya.
Ohh.. desahnya dikala penisku mulai menerobos liang vaginanya.
Cerita Sex Wanita Centil, Dalam posisi ini, saya memegang kakinya eraterat, sedangkan Mbak Sinta asik mengerangerang kenikmatan. Lumayan lama menggenjotnya di posisi ini. Tidak lama saya juga tidak tahan lagi menahan ejakulasiku yang kedua. Wajah menawan Mbak Sinta ditambah dengan erangannya sehabis orgasmenya yang keempat, dan jepitan vaginanya yang nikimat di kelaminku membuatku lekas menggapai puncak.
Saya hingga Mbak.. Ahh jeritku tertahan kala saya menyemburkan spermaku dalam rahimnya.
Kami juga terbaring lemas di atas ranjang. Kunyalakan sebatang rokok untuknya. Kami setelah itu mengobrol serta bercanda sembari berbaring di atas ranjang.
Wan.. Anterin saya kembali ya katanya sehabis ia menghabiskan rokoknya.
Lho.. Udah malam Mbak nanggung. Nginep di mari aja
Wah jangan Wan.. Esok pagi Mas Joko ingin jemput saya berangkat kerja. Saya pula tidak membawa baju ubah jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar